Terkadang ada saat dimana kita memang membutuhkan waktu untuk menyendiri.
Melepaskan penat. Melupakan sejenak beban. Memulihkan pikiran.
Ada saat dimana kita benar-benar harus mengerti.
Cinta. Cinta berarti mengerti.
Cinta. Cinta berarti mengerti.
Sepi. Sendiri.
Dua kata yang (mungkin) selalu melekat dihati-hati yang mati.
Pahit. Hambar.
Dua rasa yang (mungkin) dimiliki hati-hati yang sunyi.
Terkadang kita ingin orang yang disayangi untuk menemani.
Tapi, bagaimana jika akhirnya dia memilih untuk menyendiri?
Membuat hati mengkristal dan mati.
Dan inilah saatnya untuk mengerti.
Bertahan bersama sepi;sendiri dan pahit;hambar
AH!
Ini seperti rasa ingin mati. Benar-benar mati. Bukan mati untuk nurani.
Tapi untuk jiwa-jiwa yang tak terjamah lagi. Seperti ini.
Ini celotehan jiwa-jiwa yang tak bertuan. Jiwa-jiwa yang putus asa. Jiwa-jiwa yang sepi.
Ya, hidup memang harus begini, kan?
Kita perlu terjatuh untuk bangkit lagi.
Kita perlu sendiri mempersiapkan untuk bersama lagi.
Kita perlu bosan sebelum menemui hal-hal yang baru.
Kita perlu sepi sebelum ramai akhirnya kembali lagi.
Kita perlu menangis untuk hal-hal indah yang menanti.
Takkan ada hal-hal indah sebelum pahit dilewati.
Hati yang mati. Jiwa yang sunyi.
5 Agustus 2012. 21:53
0 komentar:
Posting Komentar